Efisiensi Anggaran, “Menelan Pil Pahit” untuk Kesehatan Fiskal Jambi

Oleh: Muhammad Ridwansyah
(Ekonom Universitas Jambi, Ketua Harian Tenaga Ahli Gubernur Jambi).

Jambi, Baca hukum.com – Kebijakan efisiensi anggaran melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 29 Tahun 2025 telah memaksa Provinsi Jambi menelan “pil pahit” berupa pengurangan dana transfer pusat sebesar Rp94,8 miliar. Namun seperti obat yang pahit tetapi menyembuhkan, langkah ini justru membuka jalan bagi penyehatan sistem fiskal daerah.

Berdasarkan Inpres Nomor 1 Tahun 2025 dan KMK 29/2025, Pemprov Jambi berhasil melakukan efisiensi total Rp239,367 miliar. Selisih Rp144,559 miliar dari hasil efisiensi akan dialokasikan kembali untuk belanja-belanja lebih prioritas. Proses ini tidak mudah – seperti menelan obat pahit yang awalnya menimbulkan keraguan, tetapi akhirnya memberi manfaat.

Selain efisiensi belanja, Pemprov juga menghadapi kenyataan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) hanya mencapai Rp53,5 miliar dari proyeksi Rp65 miliar. Sementara itu, Participating Interest (PI) 10% dari Blok Migas Jabung yang dikelola Petrochina International Jabung Ltd (K3S) belum juga terealisasi, padahal sangat berarti bagi keuangan daerah di tengah efisiensi anggaran.

Untuk menjawab tantangan ini, Pemprov Jambi mengembangkan tiga skema pembiayaan inovatif yang prudent:

  1. Penerbitan Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah
  2. Penguatan Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta optimalisasi Dana Abadi Daerah (DAD)
  3. Sinergi pendanaan lintas wilayah, seperti untuk program “Sentusa” (Sengeti-Tungkal-Sabak).

Dana Abadi Daerah (DAD) yang diatur dalam PP No. 1 Tahun 2024 menjadi solusi jangka panjang. Jika PI 10% migas terealisasi, dana tersebut sebaiknya ditempatkan dalam DAD – sebuah wadah yang tidak hanya menyimpan dana, tetapi juga menjaga asa pembangunan Jambi ke depan.

Provinsi Jambi pernah menghadapi krisis lebih berat saat pandemi COVID-19, ketika ekonomi Jambi terkontraksi -0,5% di 2020 tetapi bangkit dengan pertumbuhan 3,71% di 2021. Pengalaman ini membuktikan ketahanan fiskal Jambi dan pentingnya adaptasi anggaran.

Di bawah kepemimpinan Gubernur Al Haris dan Wakil Gubernur Abdullah Sani, semangat “Tudung menudung bak daun sirih, taup menaup bak benak ketam, sokong menyokong bak aur dengan tebing” terus menjadi pegangan. Dengan efisiensi anggaran, optimalisasi pendapatan, dan pembiayaan inovatif, Jambi siap melangkah maju menuju kemandirian fiskal yang berkelanjutan.

    Pil pahit hari ini adalah investasi untuk kesehatan fiskal jambi di masa depan. Seperti sungai Batanghari yang terus mengalir, perjuangan untuk kemandirian fiskal harus terus berlanjut dengan semangat gotong royong yang menjadi nadi kehidupan masyarakat Jambi.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Back To Top