Konflik Rumah Tangga Anggota DPRD Jambi Bikin Heboh, Rebutan Anak hingga Saling Lapor ke Polda Jambi

BACAHUKUM, JAMBI – Rumah tangga anggota DPRD Provinsi Jambi, Rendra Ramadhan Usman, dan istrinya, Winda, tengah memanas setelah insiden perebutan anak yang melibatkan dugaan kekerasan dan aksi jemput paksa. Peristiwa yang terjadi di kediaman orang tua Winda di Perumahan Aur Duri, Telanaipura, Kota Jambi, Kamis lalu, kini menjadi perhatian publik.

Rendra mengungkapkan bahwa dirinya mendatangi rumah mertuanya pada 9 Januari 2025 untuk bertemu putranya yang berusia empat tahun, setelah dua bulan tidak berjumpa. Ia menyebut kedatangannya murni untuk menjalin interaksi dengan anaknya di tengah proses perceraian yang sedang berlangsung dengan Winda. Namun, situasi berubah menjadi konflik ketika keluarga Winda diduga menghalangi pertemuan tersebut.

Insiden tersebut berujung pada saling lapor ke Polda Jambi. Rendra melaporkan Winda dan keluarganya atas dugaan pengeroyokan, sementara Winda balik melaporkan Rendra atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perampasan kebebasan anak, dan penganiayaan.

Keduanya telah melampirkan bukti berupa video amatir, foto, dan hasil visum kepada pihak kepolisian. Dalam konferensi pers yang dihadiri puluhan jurnalis, Rendra dan Winda memberikan keterangan yang saling bertolak belakang.

Luka-Luka Akibat Insiden

Dari pernyataan kedua belah pihak, baik Rendra maupun Winda mengaku mengalami luka fisik akibat insiden tersebut. Rendra menunjukkan luka memar pada leher, lengan tangan, punggung, dan kaki akibat cakaran, gigitan, serta cekikan. Sementara itu, Winda mengalami luka di lengan tangannya.

Rendra juga menunjukkan pakaian yang dikenakannya saat kejadian, yang robek akibat insiden tersebut.

Pernyataan Kedua Belah Pihak

Rendra menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan serangan ataupun upaya perampasan anak. Ia juga mengaku mengalami trauma akibat kejadian tersebut.

“Memang pengeroyokan tersebut dilakukan oleh keluarga maupun warga sekitar. Saya sampai detik ini juga mengalami trauma, bahkan kami menyiapkan tindak pidana berat atas kejadian ini,” ujar Rendra dalam wawancaranya.

Di sisi lain, Winda yang didampingi kuasa hukumnya membantah tuduhan penganiayaan yang dilaporkan Rendra. Ia mengklaim apa yang dilakukannya adalah upaya mempertahankan anaknya yang diduga akan dibawa lari oleh Rendra.

“Kalau itu bukan pengeroyokan, tapi kebalikannya. Rendra yang bawa orang yang saya kenal ada satu” jelas Winda dalam keterangannya.

Kedua belah pihak mengaku mengalami trauma mendalam akibat insiden ini. Mereka berharap kasus tersebut dapat diselesaikan secara adil oleh pihak kepolisian. Saat ini, proses hukum masih berjalan, dengan pihak berwajib memeriksa bukti-bukti yang telah diajukan. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top