Fadhil Arief: Orang Munafik Itu Lain Di Mulut, Lain Di Hati, Lain Di Tindakan!

BACAHUKUM.COM, Batanghari – Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, secara tegas menyoroti mentalitas pengecut yang masih mengakar di sebagian pejabat dan masyarakat Indonesia. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang terlahir dari keberanian para pejuang, namun kini dihantui oleh sikap munafik dan pengecut yang merusak nilai-nilai perjuangan.

“Kita ini bukan bangsa pengecut. Kemerdekaan kita diraih karena perjuangan para pahlawan yang berani mengorbankan segalanya. Tapi sekarang, ada saja orang-orang yang menjadi antek penjajahan modern, tukang hasut, dan tukang adu domba,” tegas Fadhil Arief dengan nada keras.

Ia melanjutkan, mentalitas pengecut itu tercermin dari sikap munafik, di mana perkataan tidak sejalan dengan perbuatan.

“Orang-orang seperti ini hanya pandai bicara, tapi tindakannya justru merugikan rakyat. Mereka lain di mulut, lain di hati, dan lain di perbuatan. Ini bahaya besar bagi bangsa kita,” ungkapnya.

Fadhil Arief juga mengingatkan bahwa sifat hasad (dengki) yang dimiliki oleh para pejabat munafik adalah kejahatan tersembunyi yang dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Hasad itu seperti racun. Ia tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga merusak lingkungan, masyarakat, bahkan peradaban kita,” tegasnya.

Ia mengutip firman Allah dalam Q.S. Al-Falaq: 5, yang memerintahkan umat manusia untuk meminta perlindungan dari kejahatan orang-orang yang dengki.

“Ini adalah peringatan bagi kita semua. Jangan sampai sifat hasad dan munafik ini terus merajalela di negeri kita,” serunya.

Di akhir pernyataannya, Fadhil Arief berharap agar mentalitas pengecut dan sifat munafik tidak lagi ditemui di Indonesia, khususnya di Kabupaten Batanghari.

“Kita harus bangkit, mengembalikan semangat keberanian dan kejujuran. Hanya dengan itu, kita bisa menjadi bangsa yang benar-benar merdeka,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top