BACAHUKUM.COM, JAMBI – Dengan tinggi 160 sentimeter di usia yang baru menginjak 13 tahun, Hani Oktaviani Sinaga berdiri tegak bukan hanya karena posturnya yang menawan, tetapi juga karena semangat dan kepedulian yang tertanam kuat dalam dirinya. Siswi berprestasi dari SMP Negeri 18 Kota Jambi ini baru saja dinobatkan sebagai Puteri Anak Indonesia Jambi Lingkungan 2025, sebuah pencapaian yang ia sebut sebagai “bukti usaha sekaligus bentuk kepercayaan.”


“Bagi saya, kemenangan itu adalah simbol dari usaha keras. Tapi gelar hanyalah simbol, yang lebih penting adalah bagaimana sikap kita tetap rendah hati,” ujar Hani merendah. “Kepercayaan yang diberikan dewan juri adalah tanggung jawab bagi saya untuk terus berkembang.”

Saat namanya diumumkan sebagai pemenang, Hani tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, terutama karena ia berhasil meraih gelar tersebut bersama teman-teman yang sudah ia kenal dari berbagai kompetisi sebelumnya. “Saya sangat senang dan bangga, apalagi teman-teman saya juga banyak yang masuk Top 5. Rasanya bahagia sekali,” ungkapnya penuh semangat.


Inspirasi, Disiplin, dan Visi Melampaui Panggung
Kecintaannya terhadap dunia pageant bermula sejak ia menyaksikan sosok inspiratif Arin Azra, pemenang Puteri Remaja Indonesia dari Provinsi Jambi. Dari sanalah semangatnya tumbuh.
“Saya tidak mau hanya menjadi pelajar biasa, tapi ingin menjadi pelajar luar biasa yang bisa berperan untuk Indonesia Emas 2045,” katanya tegas, menunjukkan visi jangka panjang.
Di balik penampilannya yang memukau, Hani dikenal dengan kedisiplinannya yang luar biasa. Ia menggunakan metode to-do list untuk membagi waktu antara sekolah dan padatnya berbagai kegiatan.
“Metode ini diajarkan guru saya. Sangat membantu karena kegiatan saya padat,” jelas Hani.
Jadwalnya meliputi istirahat singkat sepulang sekolah, lalu lanjut berlatih bela diri Tarung Derajat—salah satu hobinya selain melukis dan berteater.
Selain itu, Hani menyukai pelajaran Bahasa Inggris karena ia percaya bahwa kemampuan komunikasi membuka banyak kesempatan. Minatnya pada seni pertunjukan ia salurkan melalui sanggar Aksara, tempat ia aktif berteater, membaca puisi, debat Bahasa Indonesia, dan pantomim.


Membawa ‘Jejak Hijau Persatuan’ ke Kancah Nasional
Sebagai Puteri Anak Indonesia Jambi Lingkungan 2025, Hani membawa program andalannya: “Jejak Hijau Persatuan.”
Inisiatif ini mencerminkan kecintaannya yang mendalam terhadap alam dan semangat kebersamaan.
“Jejak Hijau berarti menghentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan, mendaur ulang, dan menanam pohon. Persatuan berarti kita bergerak bersama agar program ini benar-benar berdampak,” jelasnya.
Bagi Hani, seorang puteri sejati adalah bagian dari generasi emas yang berkontribusi nyata, bukan hanya tampil di atas panggung dengan mahkota dan selempang. “Puteri Anak Indonesia adalah bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045—generasi yang berani bermimpi dan bertindak,” katanya penuh keyakinan.
Menjelang ajang nasional, Hani fokus pada latihan public speaking, catwalk, dan persiapan uji bakat. Ia belajar secara mandiri bersama sang ibu, yang selalu menjadi sumber dukungan utamanya. “Mama adalah partner saya belajar, berlatih, dan berdoa,” ujarnya dengan senyum penuh rasa syukur.
Mimpi besarnya adalah agar batik dan budaya Jambi dikenal luas di tingkat nasional, dan suatu hari, menjadi winner pertama dari Jambi di ajang Puteri Anak Indonesia tingkat nasional.

Pesan dan Motto Hidup
Tiga kata yang menggambarkan dirinya: inspirasi, prestasi, dan Hani.
Ia menutup dengan pesan inspiratif kepada teman-temannya: “Semangat berproses dan terus maju. Bermimpilah setinggi mungkin, dan jangan biarkan kegagalan menjadi akhir prosesmu.”
Dengan ketulusan, disiplin, dan semangat hijau di hatinya, Hani Oktaviani Sinaga menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Ia memegang teguh motto hidup: “Masa lalu bukan penjara, tetapi pelajaran untuk ke depan. Kegagalan bukan akhir dari proses.”